Sabtu, 05 Juli 2014

Jenis - Jenis Kopi

Jenis-Jenis Kopi
            
Jenis-jenis kopi secara umum bisa di klasifikasikan menjadi 4 jenis kopi,yaitu Kopi Arabika (Arabica Coffee),Kopi Robusta (Robusta Coffee),Kopi Liberika (Liberica Coffee),dan Kopi Excelsa (Dewevrei Coffee). Namun jenis biji kopi yang paling terkenal dan paling banyak diproduksi di seluruh dunia adalah Kopi Arabika dan Kopi Robusta. Kopi Arabika menguasai 60% pasar kopi dunia, sedangkan sisanya untuk pasar Kopi Robusta. Dan untuk jenis kopi lainnya yang jumlahnya sedikit adalah Kopi Liberika dan Kopi Excelsa,namun untuk kedua jenis kopi ini tidak di produksi masal karena memang kuantitasnya tidak akan bisa memenuhi kebutuhan kopi dunia. Dan dalam perkembangannya,masing-masing jenis kopi tersebut telah berkembang menjadi beberapa varietas.

1.   Kopi Arabika (Coffea arabica).

Biji Kopi Arabika.

Kopi Arabika (Coffea arabica) diduga pertama kali diklasifikasikan oleh seorang ilmuan Swedia bernama Carl Linnaeus (Carl von Linné) pada tahun 1753. Jenis Kopi yang memiliki kandungan kafein sebasar 0.8-1.4% ini awalnya berasal dari Brasil dan Etiopia. Arabika atauCoffea arabica merupakan Spesies kopi pertama yang ditemukan dan dibudidayakan manusia hingga sekarang. Kopi arabika tumbuh di daerah di ketinggian 700-1700 m dpl dengan suhu 16-20 °C, beriklim kering tiga bulan secara berturut-turut. Dan dengan curah hujan berkisar antara 1200-2000 mm per tahun. Jenis kopi arabika sangat rentan terhadap serangan penyakit karat daun Hemileia vastatrix (HV), terutama bila ditanam di daerah dengan elevasi kurang dari 700 m, sehingga dari segi perawatan dan pembudayaan kopi arabika memang butuh perhatian lebih dibanding kopi Robusta atau jenis kopi lainnya.
Untuk berbunga dan menghasilkan buah, tanaman kopi arabika membutuhkan periode kering selama 4-5 bulan dalam setahun. Biasanya pohon arabika akan berbunga diakhir musim hujan. Bila bunga yang baru mekar tertimpa hujan yang deras akan menyebabkan kegagalan berbuah. Kopi arabika menyukai tanah yang kaya dengan kandungan bahan organik. Material organik tersebut digunakan tanaman untuk sumber nutrisi dan mejaga kelembaban. Tingkat keasaman atau pH tanah yang diinginkan kopi arabika berkisar 5,5-6.
Struktur tanaman kopi arabika pendek menyerupai perdu dengan ketinggian 2-3 meter. Batang berdiri tegak dengan bentuk membulat. Pohon kopi arabika memiliki percabangan yang banyak. Kopi arabika mulai berbunga setelah musim hujan. Bunga tumbuh pada ketiak daun. Bunga kopi arabika berwarna putih dan bisa melakukan penyerbukan sendiri, tidak ada perbedaan bunga jantan dan betina. Waktu yang dio butuhkan dari berbunga sampai berbuah adalah 9 bulan. Bentuk buah kopi arabika bulat seperti telur, dengan warna buah hijau kemudian berubah menjadi merah terang saat matang. Apabila buah telah matang cenderung mudah rontok. Oleh karena itu harus dipanen dengan segera. Buah yang rontok ke tanah akan mengalami penurunan mutu, cenderung bau tanah.

Secara umum,karakteristik kopi arabika adalah sebagai berikut:
  • Memiliki karakter rasa yang cenderung asam.
  •  Memiliki aroma yang kuat,wangi sedap mirip penampuran buah dan bunga.
  •  Lebih kaya rasa.
  •  Sifat kekentalan (body) atau rasa kental saat disesap di mulut.
  •  Kandungan kafein yang lebih kecil atau rendah,sekitar 0,8%-1,4%.
  •  Lebih cocok sebagai kopi single origin.
  •  Dan harganya juga lebih mahal dibanding kopi robusta.
  •  Pemberian level kopi arabika sampai ke specialty coffee.

Kopi arabika saat ini telah menguasai kurang lebih sekitar 60% pasar kopi dunia dan harganya jauh lebih tinggi daripada jenis kopi lainnya. Di Indonesia kita dapat menemukan sebagian besar perkebunan kopi arabika di daerah pegunungan toraja, Sumatera Utara, Aceh dan di beberapa daerah di pulau Jawa. Beberapa varietas kopi arabika memang sedang banyak dikembangkan di Indonesia antara lain kopi arabica jenis Abesinia, arabika jenis Pasumah, Marago, Typica dan kopi arabika Congensis.

Dan berikut adalah beberapa jenis kopi arabika yang terkenal di dunia,di antaranya:
  • Arabica jawa. Kopi ini sangat terkenal di seluruh dunia,sehingga nama Jawa menjadi identitas untuk kopi. Bahkan logo program komputer “Java” menggunakan lambang secangkir kopi untuk meng-identikkan kopi dengan “Java”.
  • Sumatera Mandheling dan Sumatera Lintong. Mandheling dinamakan menurut suku Batak Mandailing di Sumatera Utara di Indonesia. Kopi Lintong dinamakan menurut nama tempat Lintong di Sumatera Utara. Sedangkan Kopi Gayo berasal dari Dataran Tinggi Gayo.
  • Sulawesi Toraja Kalosi. Kopi ini di tanam di daerah pegunungan tinggi di Sulawesi. Kalosi adalah nama kota kecil di Sulawesi,yang merupakan tempat pengumpulan kopi dari daerah sekitarnya. Toraja adalah daerah pegunungan di Sulawesi tempat tumbuhnya kopi ini. Kopi dai Sulawesi ini agak sedikit lebih kuat dari kopi Sumatera.
  • Costa Rican Tarrazu dari “San Marcos de Tarrazu valley” di pegunungan di luar San Jos, Costa Rica.
  • Guatemala Huehuetenango. Di tanam di ketinggian 5000 kaki di bagian utara Guatemala.
  • Ethiopian Harrar,dari Harrar,Ethiopia
  • Ethiopian Yirgachaffe,dari daerah di kota Yirga Cheffe di provinsi Sidamo(Oromia) di Ethiopia.
  • Kopi Koombia (Colombian Coffee). Pertama kali di perkenalkan di kolombia pada awal tahun 1880.
  • Colombian Milds. Varietas ini termasuk kopi dari Kolombia,Kenya,dan Tanzania.
  • Hawaiian Kona Coffee. Di tanam di kaki pegunungan Hualalai di distrik Kona di Hawaii. Kopi ini diperkenalkan pertama kali di kepulauan ini oleh Chief Boki. Ia adalah gubernur Oahu padatahun1825.
  • Jamaican Blue Mountain Coffee. Dari Blue Mountains di Jamaika. Kopi ini memiliki harga yang mahal karena kepopulerannya.
  • Kenyan. Terkenal karena tingkat keasamannya dan rasanya.
  • Mexico. Memproduksi biji kopi yang keras.
  • Mocha. Kopi dari Yemen. Dahulunya diperdagangkan di pelabuhan Mocha di Yemen. Jangan disalahartikan dengan cara penyajian kopi dengan coklat.
  • Santos,dari Brasilia. Memliki tingkat keasaman yang rendah.
  • Tanzania Peaberry di tanam di gunung Kilimanjaro di Tanzania. “Peaberry” artinya biji kopi ini hanya satu dalam setiap buah. Tidak seperti layaknya dua dalam satu buah. Ini biasanya tumbuh secara alami pada 10% dari hasil panen kopi.
  • Uganda. Meskipun sebagian besar penghasil kopi robusta,ada juga kopi arabika berkualitas yang di kenal sebagai Bugishu. 
Untuk varietasnya,kopi arabika memiliki banyak varietas,jika dihitung jumlahnya ada lebih dari 20 varietas biji. Dari sekian banyak varietas tersebut,kemudian para ahli mengelompokkannya menjadi 6 varietas utama,yaitu:
 1. Typica
Varietas biji kopi arabica jenis Typica ini merupakan varietas pertama yang masuk ke Indonesia. Pertama kali dibawa oleh Belanda ketika datang ke Indonesia. Namun varietas asli Typica yang dibawa oleh Belanda ini kemudian punah ketika Coffee Leaf Rust menyerang Indonesia. Untungnya tidak semua punah, karena masih ada varietas Typica lokal yaitu Bergendal dan Sidikalang yang banyak di temui di dataran tinggi seperti Sumatera, Sulawesi, dan Flores. Biasa berkolasi di perkebunan yang berada di daerah terpencil.
2. Hybrido de Timor (HDT)
Varietas Hybrido de Timor di Indonesia biasa disebut juga sebagai varietas “Tim Tim”, asal kata dari Timor Timur. Varietas ini adalah hasil dari persilangan alamiah antara Arabika dan Robusta. Varietas Tim Tim pertama kali mengalami masa panen di tempat asalnya yaitu Timor Timur pada tahun 1978. Karena kualitas nya yang bagus, kemudian varietas ini coba di tanam di daerah lain seperti Aceh dan Flores pada tahun 1980. Sekarang varietas Tim Tim juga telah dikenal dengan sebutan lain yaitu Varietas Churia.
3. Linie S
Linie S adalah varietas kopi Arabika yang berasal dari India. Varietas Linie S kemudian di kembangkan menggunakan kultivar Bourbon. Jenis umum yang paling dikenal dari hasil pengembangan Linie S ini adalah S-288 dan S-795. Varietas ini banyak di temukan di daerah dataran tinggi seperti Aceh, Lintong, Jawa, Bali, Sulawesi, Flores dan Papua.
4. Linie Ethiopia
Varietas Kopi Arabika jenis Linie Ethiopia ini pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1928, dimana ketika itu pertama kali dibawa ke pulau Jawa. Daerah pertama yang mengembangkan varietas ini adalah Aceh. Varietas lain yang termasuk dalam keturunan Ethiopia adalah Rambung dan Abyssinia. Varietas Linie Ethiopia kemudian dikembangkan juga di Sumatera dan Flores, yang kemudian dikenal dengan nama “USDA”, dimana nama ini diambil dari proyek pemerintah Amerika Serikat kala itu pada tahun 1950 ketika berlangsung di Indonesia.
5. Catura Cultivars
Varietas kopi Arabika jenis ini merupakan hasil persilangan dari Kopi Bourbon yang berasal dari Brazil.
6. Lini Catimor
Varietas Lini Catimor juga mirip dengan Tim Tim, sama-sama hasil persilangan dari Arabika dan Robusta. Namun varietas ini dikenal sebagai jenis varietas yang kurang baik, karena memiliki aroma dan rasa yang tidak sebaik kopi lain nya. Namun kini sedang dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai varietas ini, karena di daerah Aceh, varietas ini memiliki aroma dan rasa yang baik, biasa nya petani kopi Aceh menyebutkan dengan varietas “Ateng Jaluk“.
Keanekaragaman kopi Indonesia inilah yang membuat kopi Arabika Indonesia menjadi kopi terbaik di dunia. Kaya rasa dan Aroma yang memikat. Kopi Indonesia selalu menjadi pilihan utama para pecinta kopi dunia, bahkan cafe-cafe ternama pun menggunakan Kopi Asli Indonesia sebagai coffee blend mereka atau Espresso.

2.   Kopi Robusta (Coffea robusta).

Biji Kopi Robusta.

Kopi robusta berasal dari kata ‘robust’ yang artinya kuat, sesuai dengan gambaran postur (body) atau tingkat kekentalannya yang kuat. Kopi robusta bukan merupakan spesies karena jenis ini turunan dari spesies Coffea canephora.
Robusta dapat tumbuh di dataran rendah, namun lokasi paling baik untuk membudidayakan tanaman ini pada ketinggian 400-800 meter dpl. Suhu optimal bagi perkembangan kopi robusta berkisar 24-30oC dengan curah hujan 2000-3000 mm per tahun.
Kopi robusta sangat cocok ditanam di daerah tropis yang basah. Dengan budidaya intensif akan mulai berbuah pada umur 2,5 tahun. Agar berbuah dengan baik, tanaman ini membutuhkan waktu kering 3-4 bulan dalam setahun dengan beberapa kali turun hujan.
Tanaman kopi robusta menghendaki tanah yang gembur dan kaya bahan organik. Tingkat keasaman tanah (pH) yang ideal untuk tanaman ini 5,5-6,5. Kopi robusta dianjurkan dibudidayakan dibawah naungan pohon lain.
Secara umum spesies kopi yang tinggi pohonnya bisa mencapai 12 meter ii lebih tahan terhadap cuaca dan hama penyakit,serta mudah pemeliharaannya dibandingkan dengan kopi arabika. Kopi robusta bisa hidup di bawah ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Hasil panennya pun lebih banyak. Namun soal rasa,robusta memang tak bisa menandingi arabika.
Untuk setiap berat yang sama,kadar kafein robusta lebih tinggi ketimbang arabika,yakni mencapai 2,8%,serta memilki jumlah kromosom sebanyak 22. Rasanya lebih netral,serta aroma kopinya yang terasa lebih kuat. Saat disangrai,aroma yang keluar lebih menusuk hidung dibandingkan aroma kopi arabika. Saat ini,sekitar sepertiga produksi kopi dunia ialah kopi robusta. Salah satu faktornya,kopi ini lebih mudah perawatannya dibandingkan jenis arabika,sehingga biaya produksinya juga murah. Karena itu,harga biji kopi robusta dipasaran jauh lebih murah ketimbang harga biji kopi arabika. Karena lebih murah,maka kopi robusta kebanyakan digunakan untuk pembuatan kopi instan.

Secara umum,karakteristik kopi robusta adalah sebagai berikut:
  • Memiliki rasa yang cenderung pahit. 
  • Tidak memiliki banyak karakter rasa,umumnya kopi robusta memiliki karakter rasa lebih kekacang-kacangan (nutty). 
  • Tingkat kekentalan (body) sedang hingga berat.
  • Kandungan kafein lebih tinggi,hampir dua kali lipat dari arabika,yaitu berkisar 1,7%-4,0%. 
  • Cocok sebagai base atau bahan dasar dari espresso atau coffee blend.
  • Harganya lebih murah dibandingkan arabika.
  • Pemberian level kopi robusta adalah fine robusta.
Varietas kopi robusta
Kopi robusta diturunkan dari beberapa spesies terutama Canephora. Mungkin karena alasan itu, sumber bibit tanaman untuk robusta tidak disebut varietas melainkan klon. Sama dengan varietas pada arabika, klon unggul robusta di Indonesia dikembangkan oleh Puslit Koka
Berikut ini beberapa jenis klon kopi robusta yang direkomendasikan lembaga tersebut. 
  • Klon BP308. Klon ini merupakan tanaman unggul yang tahan terhadap serangan nematoda. Keistimewaan lain klon robusta ini adalah toleran terhadap tanah yang kurang subur. BP308 dianjurkan untuk dijadikan batang bawah, sedangkan batang atasnya disambung dengan klon-klon lain yang disesuaikan dengan agroklimat setempat. 
  • Klon BP42. Klon jenis ini memiliki produktivitas 800-1200 kg/ha/tahun. Perawakannya sedang dengan banyak cabang dan ruasnya pendek. Buah yang dihasilkan besar dan dompolannya rapat.
  • Klon SA436. Memiliki produktivitas yang cukup tinggi, mencapai 1600-2800 kg/ha/tahun. Bentuk biji dari klon ini kecil dan ukurannya tidak seragam.
  • Klon BP234. Produktivitasnya 800-1200 kg/ha/tahun. Perawakan ramping dengan percabangan yang panjang dan lentur. Butiran buah agak kecil dan ukurannya tidak seragam.

 Salah satu varietas kopi robusta yang terkenal adalah kopi luwak dari Indonesia dan Kape Alamid dari Filipina. Biji kopi ini dikumpulkan dari musang luwak. Kopi ini memiliki rasa yang khas.
 Berikut adalah tabel perbandingan antara kopi arabika dan kopi robusta:





Selain kedua jenis biji kopi yang terkenal diatas,ada lagi jenis biji kopi yang lainnya yaitu Kopi Liberika. Kopi Liberika adalah kopi yang berasal dari wilayah Liberika,Afrika Barat. Kopi ini dibawa ke Indonesia pada abad ke-19 saat banyak tanaman kopi arabika saat itu terkena serangan penyakit. Dan masih ditanam di beberapa daerah di Jawa Tengah,Jawa Timur,Kalimantan,Jambi,dan Bengkulu.
Orang Indonesia mengenal kopi ini dengan sebutan kopi nangka,karena bijinya yang besar-besar. Sebagan orang mengatakan kalau kopi ini ada cita rasa sayurnya,seperti kacang panjang mentah. Tapi sebenarnya kopi ini kurang lebih mirip dengan kopi Robusta. Ada juga yang bilang kopi ini rasanya seperti kacang campur strawberry dengan sedikit aroma tembakau. 
Tanaman ini juga lebih tinggi dari tanaman arabika dan robusta,dan bisa bertahan terhadap serangan hama karena aromanya yang tajam dan kuat. Uniknya lagi,daun tanaman Liberika ini memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi dibanding dengan bijinya.
Proses produksi Liberika ini lebih susah,dan karena itu harganya pun lebih mahal daripada Arabika dan Robusta. Makanya jumlahnya sekarang tinggal kurang dari 1% dari seluruh tanaman kopi di seluruh dunia. Negara yang banyak mengkonsumsi kopi ini adalah Malaysia. Namun kopi ini kebanyakan tumbuh di Filipina. Negara lain yang punya kopi jenis ini adalah India,tapi itupun jumlahnya sedikit sekali.

Biji Kopi Liberika.

Dewevrei coffea atau Kopi Ekselsa (Excelsa),salah satu jenis kopi yang dibudidayakan di Indonesia,namun tidak begitu banyak. Pertama kali dikenal sejak tahun 1904,dan daerah yang membudidayakan jenis kopi ini adalah kabupaten Tanjung Jabung Barat,Jambi.
Jenis kopi ini tidak begitu peka terhadap penyakit HV dan dapat ditanam di dataran rendah dan lembab,dan dapat pula ditanam diatas lahan gambut yang memiliki permukaan air yang dangkal. Jambi memang merupakan daerah yang tepat untuk membudidayakan Kopi Ekselsa ini,tepatnya di daerah Ilir yang sebagian besar memiliki lahan gambut,seperti di kecamatan Pengabuan,kecamatan Betara,kecamatan Bram Itam dan Kuala Betara. Bentuk biji kopi ini juga hampir sama besar dengan kopoi Liberika.
Jenis kopi Ekslesa (Excelsa) ini sejak dulu telah menjadi komoditi andalan daerah jambi,bahkan beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan permintaan dari Malaysia dan Singapura dengan harga yang cukup baik,kisaran Rp. 35.000,- sampai Rp. 38.200,- per kilogramnya (lebih tinggi dibanding dengan Robusta).

Biji Kopi Ekselsa (Excelsa).

 Demikian informasi mengenai jenis-jenis biji kopi dari beberapa sumber yang saya ketahui. Mohon koreksinya apabila ada kesalahan dan mohon masukannya apabila ada tambahan. Terima kasih dan semoga bermanfaat.

Dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar